Friday, June 19, 2015

Kerja Praktik 6: Hari Pertama Ramadhan

Post ini diniatkan untuk dipublish kemarin. Apa daya, koneksi internet di rumah tercinta agak sulit diperoleh. Apalagi laptop Ayah yang didaulat sebagai pengganti sementara laptop saya tidak ingin menyala meski diminta. Oleh karena itu, kali ini saya ngeblog lewat tablet dengan koneksi XL di bandung barat yang seadanya. Ini cerita kamis kemarin

Kerja praktik kali ini bertepatan dengan hari pertama Ramadhan. Seperti hari-hari sebelumnya, Gunawan, Adirga, dan saya mengerjakan tugas di gedung diklat karena keterbatasan ruang di PUSTEKIN. Bedanya, hari ini tidak ada suara ceriwis para prakerin gedung diklat. Mungkin karena tidak ada acara makan siang yang biasanya membuat mereka berkumpul di lantai 1.

Hari ini pertama kali saya ikut sholat dzuhur di Masjid Al Aqsha, masjidnya LEN. Ternyata pas sekali ada kultum sesudah sholat dzuhur khusus bulan Ramadhan. Seorang sesepuh, begitu mc memperkenalkan beliau, memaparkan cerita-cerita kejayaan Islam yang terjadi pada bulan Ramadhan. Kadang ceritanya ngalor ngidul, tapi inti temanya Ramadhan sebagai Bulan Prestasi. Bapak ini semacam paket lengkap yang informatif namun tetap menarik.

Meski terlihat berumur, bapak penceramah yang saya lupa namanya dan akan saya cari kemudian ini menyampaikan kultum dengan cara yang asyik. Tidak selalu dengan narasi dan kutipan ayat, terkadang kultum disampaikan melalui dialog-monolog (apa ya namanya dialog yg dilakukan sendirian karena seolah memainkan dua tokoh?). Kultum dibumbui dengan sejarah dan humor sehingga rasanya seperti stand-up comedy versi religi. Berkali-kali bapak ini mampu membuat jamaah solat dzuhur kala itu tertawa tergelak. Raut mukanya saat bercanda juga datar-datar saja sehingga guyonannya semakin lucu. Saya langsung jadi penggemar haha.

Saya berniat datang ke LEN untuk mendengarkan bapak ini bercerita lagi pada kultum bada dzuhur hari Senin besok. Sayang saya belum berhasil membujuk Adirga dan Gunawan agar progresss report ke mentor dimajukan jadi hari Senin. Kalau gagal, mungkin saya akan pergi sendiri ke LEN demi bertemu idola baru saya haha.

UPDATE 12 Juli 2015: ternyata bapak yang saya idolakan ini ketua MUI Kota Bandung dan Majelis Pembina YPM Salman ITB, Prof. Dr. KH. Miftah Faridl. Kemana aja saya selama ini.

0 comments:

Post a Comment